Sabtu, 17 September 2016

Ketika Pedih dan Kecewa Bersua

Kau tahu bagaimana rasanya ketika kecewa? Ya... ini masih seputar kecewa yang tak mau beranjak dari tempatnya.
Ketika kamu membungkus semua kepercayaanmu pada seseorang, lantas orang tersebut merobek; mencabik bungkusan kecewa yang kamu titipkan bahkan di depan matamu! Pastinya tak usah di tanya lagi apa yang kamu rasa saat itu. Marah, kaget, tak menyangka dia bisa ketika bahkan tak terlintas sebersit saja dia akan melakukannya. Kamu hanya bisa diam? Terisak? Ingin bertanya Mengapa & Kenapa bisa? Tapi nyatanya semua pertanyaanmu hanya tertahan di ujung lidahmu; tak pernah mampu terucap olehmu.

KETIKA PEDIH DAN KECEWA BERSUA

Aku tak perduli, tapi nyatanya mencari
Aku ingin menjauh, tapi nyatanya tak ingin pergi
Aku ingin tersenyum bahagia, tapi nyatanya kecewa
Aku ingin berlari, tapi nyatanya lutut gemetar tak bisa berdiri

Inginku mendekat, tapi aku hanya sanggup terpaku di tempat
Aku mau, tapi tak mampu
Hendak berteriak, tapi lidahku 'tak mampu bergerak

Pedih ini masih meraja; kecewa pun masih berkuasa

Keduanya congkak di atas tahta bermahkota airmata
Jangan tanya bagaimana rasanya!
Ketika sakit dan kecewa bersua
Hanya isak dan air mata yang bisa menggambarkannya

Mlng.18.9.2016.10:05am

Rabu, 14 September 2016

Bait "Entah"

Boleh dooonk aku berceloteh tentang KECEWA kali ini? Dan aku tuangkan juga dalam sebuah puisi. Tapi aku ingij meracau sesaat.^_^||
Pernahkah kawan semua merasa kecewa yang teramat sangat; sangat sangat sangat kecewa hingga kamu pun bahkan tak mampu walau hanya mengungkapkannya dalam sebuah kata atau pun kalimat. Aku pernah, dan sedang merasa kecewa teramat sangat ketika MEMBACA sesuatu yang seharusnya tak pernah aku baca. Yah ... aku tak bisa mengungkapkan seberapa besar kecewaku saat ini. Hanya saja ... ini seperti ada suatu alat berat yang tiba-tiba menindih dadaku. Kamu pasti bisa mengira-ngira bagaimana rasanya bukan? Sesak tak bisa bernafas!

Lantas? Bagaimana perasaanmu jika kamu melihat orang yang membuatmu kecewa di depan matamu? Bahkan mulut yang punya hobby meracau sekalipun tiba-tiba bisu seketika! Aku begitu!

Ingin rasanya meminta penjelasan pada orang tersebut, tapi apa gunanya bila orang tersebut bahkan tidak merasa telah menyakiti dirimu? Entah pura-pura tidak tahu ataukah ...?

Sakit? Banget!
Sebal? Jangan ditanya! Pengen ngegampar? Kalau bisa!
Lalu... ingin apalagi? Lempar ke laut biar di makan Hiu dan ikan-ikan!

Ini lagi ngomongin apa sih? Curhat?
Niiiih puisi yang berhasil di corat-coret...

Bait Entah

Ada rasa tersisa pada sepi malam
Ada airmata pada tiap rintik hujan yang luruh perlahan
Juga ada bait puisi yang 'tak akan pernah terselesaikan

Biarlah rasa itu mengendap di hati terdalam
Karena kecewa terlampau besar

Mlng.15.9.2016.12:27am

***
Yang Kubutuhkan Hanya Diam

Jangan pernah kau tanya seberapa besar dan seberapa beratnya kecewaku kali ini
Tak ada alat yang sanggup untuk mengukur itu

Biarlah!
Biarkan aku sendiri yang tahu
Tak juga mereka ataupun dirimu
Karena kamu pun tak akan sanggup bila kau juga rasa kecewaku kali ini

Aku tak ingin teriak!
Tak bisa menangis
Pun tak sanggup menjerit
Aku hanya ingin diam,
Dan menyelami seberapa dalam dan sampai manakah kecewaku kali akan menepi

Kecewaku kali ini berceceran dan berserakan dimana mana
Ia mengotori semua yang ada
Menjadi serpihan serpihan yang entah apa namanya
Aku tak tahu!
Pun tak ingin tahu

Andai bisa...
Ingin aku telan dan melumat semua kecewa
Biar remuk redam dan tak bersisa semua rasa
Namun aku hanya bisa diam
Membisu
Mematung
Mangatupkan rahangku kuat kuat
Agar tak keluar sedikitpun kata luapan dari kecewa

Yaaaa
Aku akan diam saja!
﹏﹏
Mlng.14.4.2016.2:22pm

Senin, 12 September 2016

Kisah "Penyihir Perempuan" Lebih Menyenangkan

Sudah sampai halaman berapakah kamu membaca kisah dalam buku cerita yang kamu baca?  Aku hanya ingin memberitahumu,  jikalau kamu sudah 'tak lagi tertarik dengan dongeng "Putri dan Sahabatnya",  jangan lantas kamu membiarkan buku ceritamu itu terbengkalai begitu saja. Memang ... kisah "Penyihir  Perempuan" terasa lebih menarik bagimu saat ini. Namun jangan biarkan bukumu lantas berdebu dan menjadi teman bungkus kacang beserta kulitnya. Karena jikalau kamu lengah sedikit saja,  bukumu pasti akan ikut terbuang kedalam tong sampah beserta kulit kacang dan teman-temannya. Mengenaskan bukan?

Ah,  namun apa pedulimu?  Kamu mungkin bahkan 'tak lagi mengingat jikalau pernah membaca buku itu. Sudahlah!  Anggap saja kamu 'tak pernah mendengar racauanku ini. Pulanglah jikalau kamu memang menginginkannya, karena hari mulai mendung.  Mungkin sebentar lagi akan segera turun hujan.  Bukankah kamu tidak suka berbasah-basahan?
Dan abaikan saja aku, usah kau khawatirkan aku yang akan basah nantinya.  Karena aku memang sengaja menunggu air hujan yang sepertinya akan luruh sesaat lagi.  Aku ingin menari di bawah rintiknya walau sesaat, untuk meleburkan air mata yang sedari tadi meronta untuk keluar.

Mlng. 13.9.2016.9:43am

Minggu, 11 September 2016

Rindu Itu Serapuh Ranting Kering

Menjelma rasa sederas tangis tertahan
Setumpuk kata terbuang di kolong entah
Senyum itu memudar
Gairah pun hilang
Risalah yang dulunya indah kini usang 'tak terbaca
Bahkan 'tak tersentuh
Berdebu!

Aksara beterbangan di sebuah layar kecil
Bukan tentang cerita indah, namun hanya setumpuk abjad yang bahkan 'tak terbaca

Ini bukan cerita cinta

Adalah rasa tertahan seperti kentut terperangkap tak bisa keluar
Sakit

Mlng.10.9.2016.2:33pm

Jumat, 09 September 2016

Lalu Kamu Bisa Apa?

Andai rinduku bisa masuk kedalam aliran darahmu
Tentunya ia kini sudah mengalir menuju jantungmu
Dan telah memporak-porandakan kinerja Aorta-mu


Lalu kamu bisa apa?
Ketika rinduku akhirnya menggumpal dan menutup katup Vena-mu


Mlng.10.9.2016.12:11am

Selasa, 06 September 2016

Tetaplah Tersenyum

Tetaplah tersenyum ...
Walau rindu telah terikat tangan dan kakinya hingga ia tak mampu menghampiri
Walau kata 'tak pernah sempat terucap karena selalu tercekat

Sepi bukan berarti sendiri
Diam bukan berarti ingin pergi
Ini hanya kebisuan yang tercipta sementara;  tak selamanya
Biarkan saja daun meluruh,  mungkin ia rindu harum tanah yang 'tak pernah ia sentuh
Acuhkan burung-burung yang 'tak pernah berhenti berkicau,  Karena bisa saja ia sedang bersenandung tentang cinta

Seperti aku saat ini ...
Sapaku mulai belajar membisu
Sendiri bukan berarti inginku
Menghilang namun 'tak benar-benar pergi
Aku masih tetap di sini walau 'tak pernah hadir di hadapanmu

Rindu itu masih utuh
Rasa itu tetap terasa

Tetaplah tersenyum ... 
Karena lara 'tak akan selamanya ada
Karena bahagia pasti akan dirasa
Hingga suatu saat 'kan tiba
Rindu 'tak lagi hanya dirasa di dalam dada
Tapi dirayakan dengan jumpa.

Mlng. 6.9.2016.9:19pm

Pipit Kecil

Hai pipit kecil.  Sedang apa kau sendirian di ranting akasia itu?  Mengapa nyanyianmu tak terdengar seperti hari-hari biasanya? 

"Aku sedang menunggu kekasihku pulang" Jawabmu.

Pantas saja kulihat dirimu bersedih sedemikian rupa.  Tak lagi bernyanyi dan menari. Rupanya rindu telah mengikat pita suara dan tubuh mungilmu.

Mlng.6.9.2016.2:06pm

Senin, 05 September 2016

Daun Luruh

Selamat siang rindu.  Apa kabarmu hari ini?  Tadi pagi aku melihat daun kering gugur dari ranting yang selama ini mengikatnya. Kemudian dia terbang meliuk menari-nari merayakan kebebasan yang telah sekian waktu ia nanti. Ini bukan hanya sekedar lepas kemudian pergi,  namun lebih dari itu.

Mlng.6.9.2016.11:33am