Minggu, 01 Mei 2016

PERIHAL RINDU

Tuan
Apa kabarmu di sana? Bagaimana dengan rindumu kali ini? Baik baik sajakah dia? Karena dia terlihat sangat aneh tuan.

Taukah kamu tuan? Entah ada apa dengan rindumu kali ini. Ia beberapa kali berusaha menghampiriku, tapi dia tak pernah sedikitpun menyapa. Dia hanya terdiam dan sering kali memperhatikan dari kejauhan. Sudahkah kamu ingatkan rindumu agar tak berkeliaran di luar?

Dia terlihat sangat murung ketika menghampiriku, tuan. Entah apa yang dia pikirkan hingga dia begitu murung. Soalah banyak yang ingin dia sampaikan. Namun bibirnya terkatup begitu rapat. Seakan telah tertumpahi kiloan lem di bibirnya hingga ia tak bisa untuk sedikit saja membukanya untuk berkata-kata.

Tuan...
Tak inginkah kamu bertanya perihal rinduku?

Ah biar aku ceritakan saja walau kau tak ingin bertanya.

Rinduku telah tumbuh sedikit besar tuan. Ia mulai belajar tertatih dan terkadang belajar bicara. Memang tak banyak yang ia katakan, karena mungkin dia memang belum mengenal banyak kata. Yang sering dia ucapkan hanya sebuah nama, tuan. Nama yang aku kira tak asing buatmu. Bahkan bisa jadi acap kali terdengar olehmu. Atau mungkin... itu memang namamu.

Ah entahlah! Yang dia ucapkan hanya itu itu saja. Kadang aku mulai bosan mendengarnya. Sebenarnya bukan bosan, tuan! Lebih tepatnya, kata itu telah sangat menumpuk di kepalaku. Entah itu bisa di sebut bosan atau bukan. Karena aku sangat ingin mendengar kata-kata itu, bila dia berhenti mengucapkannya.

Tuan...
Lain kali aku ceritakan lagi perihal rinduku. Kamu masih mau mendengarnya bukan?

Mlng30.4.2016.11:21pm



Tidak ada komentar:

Posting Komentar