Kamis, 25 Agustus 2016

PESAN UNTUKMU, ANAKKU ...

Iseng-iseng jadi pengen nulis monolog tentang pesan seorang ibu kepada anaknya. Daaaan tarraaaa ... jadilah yang seperti di bawah ini

PESAN UNTUKMU, ANAKKU ...

Anakku sayang ... kemarilah nak, mama ingin berbincang denganmu sebentar. Mama ingin menceritakan tentang sebuah kisah yang pernah ada. Tapi jangan pernah mengira ini adalah kisah seorang putri dan sang pangerannya. Bukan anakku, ini bukanlah kisah seperti itu.

Ini hanyalah kisah tentang hujan. Ketahuilah nak, walaupun hujan selalu tercipta dari langit yang gelap. Namun ia tak lantas mengubah airnya menjadi pekat. Ia masih dengan ikhlas memberi air terbaik bahkan sangat segar dan dapat menjadi sumber kehidupan. Ia juga tak pernah lelah dan bosan jatuh berulang-ulang. Ia akan membuat semua mahluk bergembira ketika dia datang, dan akan membuat alam segar ketika ia pergi. Belajarlah ikhlas darinya, juga jadilah seperti dirinya. Selalu dinantikan kehadirannya dan senantiasa meninggalkan hal yang baik ketika kepergiannya.

Mama juga akan berkisah tentang tanah. Mengapa harus tanah? Karena meskipun ia selalu di bawah dan diinjak-injak oleh siapapun, namun ia adalah tempat dan sumber kehidupan. Jadilah kamu seperti tanah. Tak lantas merasa dirimu paling kerdil karena kamu berada di bawah. Namun jadilah kamu seseorang yang selalu rendah diri, berjiwa kokoh, terlihat diam namun tegas serta lapang dada.

Ini juga tentang setetes embun. Yang senantiasa menjadi pembuka pagi. Ia selalu mengalirkan aroma kesejukan untuk menyambut pagi siapapun. Ia juga 'tak pernah mampu memilih pada apa ia akan membentuk butiran-butirannya. Bentuknya memang sangat sederhana bahkan cenderung hanya sebuah tetes kecil namun sangat bening dan menyejukkan. Tapi  banyak daun yang betah dan rela sebagai tempat singgah dirinya. Jadilah seperti dirinya anakku. Sangat sederhana, mempunyai hati yang bersih, dan bisa menempatkan diri dengan baik dimanapun kamu berada.

Malam semakin larut anakku. Istirahatkan semua kepenatan yang singgah di fikiran dan badanmu. Tidurlah. Dan bangunlah esok hari untuk menyambut harimu dengan segenap jiwa raga. Beri yang terbaik pada dunia. Yakinlah kamu pasti bisa.

Mlng.23.8.2016.2:00am

Senin, 22 Agustus 2016

'TAK CUKUP LAGU RINDU

Pada rinai senja kali ini, sengaja aku sematkan lagu rindu pada tiap rintik yang jatuh perlahan. Supaya ia menyatu dan luruh jatuh menimpa hatimu.

Pada senja yang berona jingga kali ini, aku lukiskan namamu di sana. Sebelum gelap menggantikan jingga. Sebelum senja benar-benar pergi. Sebelum kamu lupa, bahwa ada aku di sini yang masih selalu suka senandungkan lagu rindu.

Rinai senja mulai menderas perlahan. Sederas ingatanku akan pagi waktu itu. Denganmu! Pagi yang tak sengaja kita lalui bersama. Hanya ada satu cangkir kopi yang mulai berkerak di pinggirnya. Mungkin karena sisa kau minum separuhnya. Entahlah! Kita bercerita banyak hal waktu itu. Tentang hujan, tentang orang yang kebetulan lewat di jalan, juga kenangan. Kenangan kita yang tak pernah usang. Tak pernah aku dan kamu lupa.

Senja mulai meninggalkan peraduannya. Hanya ada gelap dimana-mana. Aku akan berkemas sebentar saja. Akan aku persiapkan sebuah jalan setapak menuju alam mimpi yang hanya ada aku dan kamu sebagai aktor utama di dalamnya. Sebentar saja. Karena 'tak cukup bagiku hanya bernyanyi lagu rindu. Aku juga ingin bertemu. Walau sekedar di mimpiku.

Mlng.22.8.2016.8:27pm

MARI BERKEMAS

Mari berkemas, sayang. Kita benahi rasa yang tercecer sedemikian rupa.  Kita punguti remahan-remahannya. Kemudian kita simpan dalam kotak yang akan kita namakan rindu.

Mari berkemas, sayang. Kita urai kisah kita yang mulai kusut, helai demi helai. Kemudian kita pintal dan kita jadikan prada paling indah yang akan menghiasi kisah kita.

Mari berkemas, sayang. Kita ikat ranting demi ranting masa yang perlahan patah termakan oleh waktu. Kita ikat dengan temali kasih sayang kita.

Mari berkemas, sayang. Kita rajut doa doa kepada Sang Empunya Nyawa. Walau hanya doa dalam diam. Tak apa. Karena Dia lebih tahu dari segalanya.

Mari berkemas, sayang. Untuk menata kembali rasa dan cerita kita.

Marilah. Segera.

Mlng.28.7.2016.1:53pm

Jumat, 19 Agustus 2016

MONOLOG HATI

Apakabar hati? Apakah kau baik-baik saja? Memang tak ada hati yang 'kan baik-baik saja ketika ditinggal pergi. Sakit? Aku rasa begitu. Pasti itulah satu-satunya saat ini yang kau rasa. Tapi tenanglah. Karena hatimu 'tak akan selamanya merasakan sakit. Waktu akan perlahan menyembuhkan rasa sakitmu itu. Waktu akan perlahan meniupkan sakitmu bersama angin yang kebetulan lewat dekatmu. Yakinlah!

Namun bila saja waktu 'tak bisa mengobati sakitmu. Maka nikmatilah rasa itu perlahan. Bukankah sudah kamu perkirakan itu dahulu? Bila rasa sayang yang berlebihan, pastinya akan selalu diakhiri oleh sakit yang tak berkesudahan?

Terdengar kejam! Memang! Namun itulah faktanya. Ketika kamu menyayangi seseorang sepenuh hatimu, dan jikalau seseorang itu pergi ... maka dia pun akan membawa seluruh hatimu pergi dengannya. Dan tak akan pernah menyisakan hati sedikit saja bagimu.
~~~~~
Mlng.19.8.2016.3:01pm

AKU TAK PUNYA HATI

Perlahan ...
Hanya jejak yang tertinggal di atas
pasir pantai
Jejak yang pernah kita buat bersama
Jejak yang dulu kita ukir dengan tinta paling istimewa

Beginikah caramu pergi menjauh dariku?
Datang kemudian pergi semaumu,
Tak pernahkah terlintas sedikit saja, bahwa ada hati yang terluka dengan kepergianmu yang tiba-tiba?

Bila saja waktu itu aku tak pernah menanam hatiku terlalu dalam di hatimu,
Mungkin aku tak akan se-sakit ini ketika kamu pergi
Namun apa bisaku?
Aku tak akan pernah mampu menahan dirimu yang berusaha untuk pergi

Pergilah!
Bila itu lebih baik untukmu
Dan jadikan ini kepergianmu yang terakhir kali
Karena bila kamu nantinya hadir lagi,
Kamu pasti tahu, bahwa aku tak punya cukup hati untuk menolakmu
Dan bila suatu hari kamu kembali lagi
Bisa aku pastikan bahwa hatiku tak bisa lagi kau miliki
Karena hatiku telah ikut pergi dengan kepergianmu yang terakhir kali

Sayang ...
Aku sangat baik-baik saja kini
Dan aku tak lagi merasakan sakitnya hati
Karena aku memang tak memiliki hatiku kini

Jadi ... pergilah!
Karena aku telah melatih diri untuk patah hati

Mlng.19.8.2016.2:45pm

Rabu, 10 Agustus 2016

Adakah Sisa Rindumu

Pada sisa embun pagi tadi, aku coba mengais sisa rindu semalam
Barangkali bisa aku temui remahan-remahan rindumu
Ternyata hanya ada senandung lirih ketika tetes embun mulai menguap satu persatu
Dan terdengar semakin tak jelas ketika mentari mulai naik perlahan

Kemudian aku tanya pada angin yang berbisik
Adakah sepaket rindumu ikut terbawa kemari?
Dia bahkan tak tahu bagaimana rupa rindumu!

Lantas?
Aku coba tanya siapa lagi?
Bila semua yang ada di sekitarku tak tahu rupa rindumu

Mungkin memang harus menunggu ...
Hingga rindumu datang tanpa aku undang

Mungkin saja!

Mlng.8.8.2016.7:08pm

Selasa, 09 Agustus 2016

CERITA SENJA

Lirih berbisik
Pasir pantai terasa lembut di genggaman
Nyanyian camar mengoyak sebuah ingatan
Dimana cinta terasa indah,
Namun sesungguhnya ia adalah tembang nestapa
Dan kebersamaan ternyata hanyalah sebuah perpisahan yang akan menjadi nyata

Seperti indahnya jingga pada senja
Ia hanyalah kamuflase malam yang dihantarkan siang

Aku coba menggenggam senja,
Bahkan dari senja saat ini hingga senja setelahnya
Namun ternyata, ia hanyalah kegelapan yang berselimut jingga

Perlahan aku pintal sunyi
Sambil berdendang lirih dari hati
Aku pun merajut sisa jingga kemarin lusa
Agar gelap tak lantas berubah sepi
Namun ...
Hanya ada bisik-bisik lirih
Dan tembang jiwa tak lagi merona bahagia

Mlng.9.8.2016.5:08pm

AKU PELACUR yang LACUR

Jalang!
Akulah si sundal liar yang tak tahu arah jalan pulang
Rupaku menawan (?)
Senyum manis (?)
Meringis sinis
Miris!

Bagaimana bisa?
Aku melacur pada hatiku sendiri
Jiwaku lacur!
Hancur tak berupa

Kau kata hati?
Adakah hati itu masih di tempatnya?

Jalang liar yang malang

Dimana hati telah tergadaikan

Mlng.9.8.2016.2:31pm